Memasuki Hari Ke-9, Scrining Penyakit Tidak Menular Yang Digelar RSUD Bontang Berakhir Ditanggal 14 Oktober

Skrining penyakit tidak menular (PTM) yang digelar Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Taman Husada Bontang, kini telah memasuki hari ke-9 setelah dilaksanakan pada akhir bulan September kemarin. (Aset: ritmee)

Bontang – Skrining penyakit tidak menular (PTM) yang digelar Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Taman Husada Bontang, kini telah memasuki hari ke-9 setelah dilaksanakan pada akhir bulan September kemarin.

Kegiatan yang diagendakan selesai di tanggal 14 Oktober 2024 itu merupakan canangan Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang yang diinstruksikan untuk seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) se-Kota Bontang dalam rangka mendeteksi dini masalah kesehatan pegawai.

“Jadi ini merupakan program pemerintah kepada semua OPD se-Kota Bontang agar melakukan skrining kepada semua pegawainya, termasuk salah satunya RSUD Taman Husada Bontang,” ucap Humas RSUD Taman Husada, Dr. Siti Aisyatur Ridha, Rabu (9/10/2024).

Menurut Ridha, kegiatan ini merupakan permintaan Kementrian Kesehatan (Kemenkes) kepada pemerintah daerah. Data yang didapatkan dari hasil scrining akan terinput ke Kemenkes dan Pemkot, serta instansi terkait.

Kerahasiaan data akan terjamin sebab data yang terhimpun akan berupa koding dan hanya akan diketahui oleh pihak penyelenggara.

“Jadi Kemenkes minta datanya, nanti datanya berbentuk koding, jadi tidak dalam bentuk nama, tapi kode, misalnya saya (Ridha) kodenya A25, penyakit obesitas, jadi tidak ketahuan, karna yang tau kodenya hanya instansi tersebut dengan pihak Kemenkes,” terangnya.

Menurut Ridha, data ini akan digunakan untuk mengevaluasi kesehatan pegawai, untuk mengetahui penyakit tidak menular yang disebabkan oleh perilaku pegawai, yang dilihat dari pola hidup dan pola makan pegawai serta genetik yang diturunkan oleh orang tua.

“Inikan skrining penyakit tidak menular, penyakit tidak menular itu biasanya bersifat genetik, atau pola hidup yang tidak sehat,” terang Ridha.

Terakhir, Ridha menjelaskan mekanisme scrining ini, pegawai akan mengisi sejumlah pertanyaan yang telah disediakan di google form terkait pola hidup dan pola makan, sehingga pada saat proses perivikasi dilapangan dilakukan, dokter hanya mengecek Antropometri, tensi dan gula darah untuk memastikan keakuratan data yang telah ada.

“Jadi tiap karyawan akan mengisi google form terkait pola hidupnya, apakah ada jenis penyakit bawaannya, pola makannya seperti apa, data tersebut akan terentry masuk di K3 rumah sakit,” tukasnya. (Adv)