Petani Milenial Kaltim, Aset Strategis yang Perlu Difasilitasi dengan Kebijakan Nyata

Wakil Ketua Komisi III DPRD Kaltim, Akhmed Reza Fachlevi. (Dok.RITMEKALTIM/DFA).
Wakil Ketua Komisi III DPRD Kaltim, Akhmed Reza Fachlevi. (Dok.RITMEKALTIM/DFA).

RITMEKALTIM – Ribuan petani muda di Kalimantan Timur (Kaltim) kini mulai menunjukkan arah baru bagi masa depan sektor pertanian. Mereka tak sekadar melanjutkan tradisi bertani, tetapi membawa cara pandang dan pendekatan berbeda yaitu menjadikan pertanian sebagai ruang inovasi, bisnis, dan kemajuan teknologi.

Wakil Ketua Komisi III DPRD Kaltim, Akhmed Reza Fachlevi, menyoroti sebaran petani milenial yang tumbuh di berbagai wilayah seperti Kutai Kartanegara, Berau, dan Paser.

Bacaan Lainnya

Menurutnya, kehadiran mereka bukan hanya angka di atas kertas, melainkan potensi riil yang bisa menjadi kekuatan ekonomi baru jika ditopang dengan kebijakan yang tepat.

“Petani muda ini bukan petani dalam pengertian lama. Mereka berpikir sebagai pelaku agribisnis yang paham efisiensi, pasar digital, dan teknologi pertanian. Ini aset besar yang harus segera diberi ruang berkembang,” ujar Reza.

Ia menekankan bahwa generasi milenial membawa pendekatan baru dalam bertani: memanfaatkan sensor tanah, sistem irigasi otomatis, serta pemantauan lahan berbasis Internet of Things (IoT) sebagai alat untuk meningkatkan produktivitas dan mengurangi biaya.

Lebih lanjut, pola pikir progresif ini perlu didukung dengan ekosistem yang berpihak kepada mereka, mulai dari akses modal, pelatihan teknis, hingga perlindungan pasar. Tanpa dukungan konkret dari pemerintah daerah, potensi besar tersebut dikhawatirkan akan stagnan atau bahkan hilang.

“Jika kita biarkan mereka berjuang sendiri, maka kita akan kehilangan momentum emas untuk merevolusi sektor pertanian kita,” tegasnya.

Ia juga mendorong agar kebijakan pertanian di Kaltim tidak hanya berfokus pada penyediaan lahan dan alat, tetapi juga menyentuh kebutuhan aktual petani muda yang kini bersaing di pasar digital, memikirkan branding produk, dan membuka peluang ekspor.

Dengan potensi yang dimiliki, Reza optimistis bahwa petani milenial bisa menjadi motor transformasi pertanian Kaltim menjadi lebih modern, mandiri, dan kompetitif.

Namun, keberhasilan ini sangat tergantung pada seberapa cepat pemerintah mengubah cara pandang dan mulai menyesuaikan kebijakannya terhadap realitas baru ini. *DFA (ADV DPRD KALTIM)

Pos terkait