Bontang Diguyur Hujan Berjam-jam, PUPRK Sebut Sejumlah Wilayah Rawan Banjir Aman


BONTANG – Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (PUPRK) Bontang, Much Cholis Edy Prabowo, mengklaim sejumlah titik rawan banjir di Kota Bontang masih aman, meski diguyur hujan berjam-jam.

Hal itu disampaikan saat meninjau langsung beberapa wilayah rawan banjir usai hujan deras yang terjadi lebih dari 6 Jam, pada Minggu (07/07/24).

Bacaan Lainnya

Satu demi satu lokasi yang disinyalir rawan banjir selama 4 tahun belakangan ini ditinjau langsung. Seperti simpang SMA Negeri 2, Jalan Imam bonjol, jembatan menuju rumah madu, Jalan Tomat, serta bantaran Sungai Dahlia. “Terakhir di RT 14 Gunung Elai di samping PMI,” ungkap Edy.

Edy mengungkapkan, banjir besar yang melanda Bontang pada 2019 lalu dan menggenangi lebih dari 515 hektar, disebabkan oleh kerusakan daerah aliran sungai (DAS) akibat alih fungsi lahan, intensitas hujan tinggi, dan sistem drainase yang kurang optimal. 

“Saat ini kami menyiapkan 52 petugas pembersih sungai atau Pambers dan 6 ekskavator untuk melakukan pembersihan,” ujar Edy.

Yang terbaru, ungkap Bowo, sapaannya, pihaknya sedang menyiapkan skenario pelebaran parit kawasan simpang 4 sma 2 hingga ke sungai dahlia. Parit di lokasi tersebut akan dikerjakan menjadi 2,5 meter yang sebelumnya hanya 30 cm.

“Alhamdulillah seluruh warga sudah sepakat, kami sudah tanda tangan kesepakatan, mudahan di perubahan ini masuk perencanaannya,”ucapnya.

Sementara warga RT 11, Asanti sekitar Jalan Imam bonjol mengaku, setelah pembangunan turap dan pelebaran sungai tidak pernah terdampak banjir lagi. Rumah yang ia tinggikan pertanda bahwa ia dan keluarganya selalu berjuang agar terbebas dari banjir selama ini.

“Alhamdulilkah, tidak pernah sudah banjir, “ tandasnya.

Begitupun Sukardi, warga RT 14 gunung elai merasakan dampak positif usai selesainya proyek penanggulangan banjir sungai bontang dibandingkan setahun terakhir. 

“Dulu airnya masuk ke rumah tapi sekarang tidak, kalaupun ada air hanya sampai di perkarangan rumah kami,” ujarnya.

Diketahui pada 2019, sebanyak 117 RT terdampak banjir, dengan jumlah terbesar di Kecamatan Bontang Utara (63 RT, 4.135 KK, 14.184 jiwa), disusul Kecamatan Bontang Selatan (23 RT, 518 KK, 2.287 jiwa) dan Kecamatan Bontang Barat (31 RT, 983 KK, 4.496 jiwa). Pemerintah juga mencatat 752 unit rumah terdampak banjir di tahun tersebut.

Namun, dalam enam bulan terakhir, dari Januari hingga Juni, banjir akibat luapan air sungai telah berkurang secara signifikan. “Kita akan kerjakan semua sesuai program hingga target 100 persen bisa tercapai minimal 80 persen,” kata Kadis PUPRK Bontang ini. (Red)

Pos terkait