Tingginya Biaya Pendidikan Tak Lagi Jadi Hambatan, Subandi Apresiasi Program Gratispol

Anggota DPRD Kaltim, Subandi. (Dok.RITMEKALTIM/DFA).
Anggota DPRD Kaltim, Subandi. (Dok.RITMEKALTIM/DFA).

RITMEKALTIM – Tingginya biaya pendidikan selama ini menjadi salah satu penghalang utama dalam upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat Kalimantan Timur (Kaltim). Tak sedikit keluarga yang terpaksa mengorbankan kebutuhan dasar demi membayar biaya sekolah anak-anak mereka. Namun, situasi ini perlahan berubah sejak hadirnya kebijakan Gratispol dari Pemerintah Provinsi Kaltim.

Anggota DPRD Kaltim, Subandi, menegaskan bahwa langkah Pemprov menghadirkan akses pendidikan gratis merupakan bentuk keberpihakan nyata terhadap rakyat.

Bacaan Lainnya

Menurutnya, program Gratispol bukan sekadar kebijakan administratif, tetapi menyentuh langsung inti persoalan yang selama ini membelenggu masyarakat menengah ke bawah.

“Selama ini banyak orang tua yang harus memilih: membayar biaya sekolah atau memenuhi kebutuhan dapur. Ini bukan pilihan yang adil. Tapi sekarang, dengan Gratispol, dilema itu mulai terpecahkan,” ujar Subandi.

Ia menyebut bahwa pendidikan adalah kunci utama dalam membuka jalan menuju kesejahteraan. Namun jika akses terhadap pendidikan masih menjadi beban berat, maka mimpi peningkatan kualitas hidup hanya akan menjadi wacana.

Oleh karena itu, ketika biaya pendidikan—terutama untuk jenjang menengah hingga perguruan tinggi tidak lagi menjadi beban, peluang untuk mengangkat taraf hidup keluarga menjadi lebih terbuka lebar.

Melalui Gratispol, masyarakat Kaltim kini mendapatkan bantuan biaya pendidikan yang cukup signifikan. Mulai dari pelajar SMA/SMK hingga mahasiswa S1, program ini memberikan dukungan finansial yang mampu mengurangi tekanan ekonomi rumah tangga. Bahkan untuk jenjang spesialis dan program studi tertentu, bantuan mencapai belasan juta rupiah per semester.

“Yang tadinya berat membiayai kuliah anak, sekarang bisa bernapas lega. Ini dampaknya sangat terasa, dan masyarakat meresponsnya dengan antusias,” lanjut Subandi.

Ia juga menyoroti bahwa keberadaan program ini bisa mendorong peningkatan partisipasi pendidikan tinggi di Kaltim, yang selama ini masih terganjal persoalan biaya.

Sehingga, dengan makin banyaknya generasi muda yang bisa melanjutkan sekolah tanpa takut biaya, maka potensi daerah dalam mencetak sumber daya manusia unggul akan semakin besar.

Subandi berharap agar keberhasilan awal program ini bisa diperluas cakupannya dan dijalankan secara berkelanjutan, agar tidak hanya menjadi solusi jangka pendek, tapi benar-benar menjadi bagian dari transformasi sosial di Kaltim.

“Pendidikan itu jalan keluar dari kemiskinan. Maka sudah seharusnya negara hadir di situ. Dan hari ini, kita mulai melihat bentuk kehadiran itu lewat Gratispol,” pungkasnya. *DFA (ADV DPRD KALTIM)

Pos terkait