KUTIM — Rencana pembangunan Museum Budaya di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) dibatalkan pada tahun anggaran 2025. Pembatalan ini terjadi akibat adanya pemangkasan dana transfer dari pemerintah pusat ke daerah, yang berdampak signifikan terhadap sejumlah program prioritas daerah.
Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kutai Timur, Padliyansyah membenarkan hal tersebut. Ia menyebutkan bahwa pembangunan museum yang telah dirancang sejak tahun lalu kini harus ditunda.
“Pemangkasan Dana Transfer Umum (DTU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) membuat kami harus mengatur ulang skala prioritas. Salah satunya adalah membatalkan pembangunan Museum Budaya Kutim,” ujarnya kepada wartawan belum lama ini.
Pembangunan museum tersebut awalnya direncanakan sebagai pusat pelestarian sejarah dan budaya lokal Kutai Timur, serta sebagai sarana edukasi bagi generasi muda. Bahkan, tahap perencanaan teknis dan studi kelayakan telah rampung sejak awal 2025.
Rencana pembangunan awal yang ditarget menelan biaya Rp2 miliar itu tentu saja harus dihapus akibat penyesuaian keuangan daerah.
“Ini kan ada badai, yang kita anggarkan Rp2 Miliar itu terhapus, jadi kita stop dulu, mudah-mudahan tahun depan ada,” ucapnya.
Berdasarkan penelusuran redaksi, pemangkasan dana transfer umum (DTU) dari pusat ke Kutim untuk tahun 2026, cukup besar: mencapai 48,8 persen.
Tapi, Padliyansyah mengatakan masih optimis melanjutkan pembangun tersebut. Namun dengan catatan ada opsi pendanaan dari swasta.
“Kita akan berusaha bermitra dengan pihak-pihak terkait. Misalkan perusahaan yang ada di sekitar. Saya yakin kalau bergotong-royong para perusahaan ini membantu, itu dibenarkan oleh regulasi,” ucapnya.
Dia menilai bangunan tersebut harus menjadi kenang-kenangan kepemimpinan Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman.
Untuk itu, dirinya tetap menyampaikan optimisme terhadap pembangunan tersebut. Sebab tanahnya sudah ada, termasuk yang terpenting artefak dan barang pameran di museum juga sudah tersedia.
“Saya optimis, kenapa optimis? Karena tanah sudah ada, barang yang mau dipamerkan dalam museum sudah ada. Tinggal ini membangun rumahnya,” tandas dia.
Diketahui, total biaya keseluruhan pembangunan yang disusun oleh konsultan senilai Rp15 Miliar. “Itu bangunannya saja, belum isinya,” pungkas Padliyansyah. (*)