DaerahHeadline

Dinkes Balikpapan Dorong Inovasi Penanganan Stunting, Sekolah Diperkuat Program Gizi

3
×

Dinkes Balikpapan Dorong Inovasi Penanganan Stunting, Sekolah Diperkuat Program Gizi

Sebarkan artikel ini
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Balikpapan, Alwiati, menyampaikan bahwa pemerintah kota terus berupaya melakukan percepatan penanganan melalui program-program inovatif.

BALIKPAPAN — Pemerintah Kota Balikpapan terus mengintensifkan berbagai langkah untuk menurunkan angka stunting yang masih menjadi tantangan serius.

Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) menunjukkan prevalensi stunting di Balikpapan berada di angka 24,8 persen.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Balikpapan, Alwiati, menyampaikan bahwa pemerintah kota terus berupaya melakukan percepatan penanganan melalui program-program inovatif.

“Kami melakukan berbagai inovasi untuk menekan angka stunting, salah satunya lewat program Gempur Stunting yang mengaktifkan kembali peran posyandu secara maksimal,” ujar Alwiati saat ditemui baru-baru ini.

Sebagai bentuk penghargaan, Dinkes memberikan apresiasi kepada kelurahan dan puskesmas yang mampu mencapai 100 persen tingkat kunjungan posyandu.

Alwiati menegaskan bahwa tingginya kunjungan posyandu memberi peluang lebih besar untuk melakukan intervensi tepat sasaran kepada balita, bayi, dan ibu hamil agar tidak muncul kasus stunting baru di kemudian hari.

“Ketika kunjungan posyandu optimal, kita bisa memastikan layanan kesehatan dan pemeriksaan gizi diberikan secara menyeluruh. Ini penting untuk mencegah penambahan kasus stunting,” jelasnya.

Selain memfokuskan upaya penurunan stunting, Pemkot Balikpapan juga memperkuat program Makanan Bergizi (MBG) di sekolah sebagai upaya menjaga kecukupan gizi anak-anak.

Dinas Kesehatan juga menargetkan penurunan kasus penyakit menular seperti tuberkulosis paru (TBC), mengingat Indonesia masih menjadi salah satu negara dengan jumlah kasus tertinggi.

“Dengan sinergi dan kerja bersama, kami berharap angka penyakit menular maupun tidak menular dapat ditekan, sehingga masyarakat Balikpapan dapat hidup lebih sehat, produktif, dan terbebas dari stunting,” kata Alwiati menutup pernyataannya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *