Diperkirakan Dibuat 40 Ribu Tahun Lalu, Kaltim Miliki Seni Figuratif Tertua di Dunia

Gambar arca yang diperkirakan berusia puluhan ribu tahun ditemukan di Sangkulirang, Kutai Timur, Kalimantan Timur. (Arkenas)
Gambar arca yang diperkirakan berusia puluhan ribu tahun ditemukan di Sangkulirang, Kutai Timur, Kalimantan Timur. (Arkenas)

RITMEEKALTIM — Sebuah temuan arkeologi di Sangkulirang, Kutai Timur, Kalimantan Timur mengungkap adanya peradaban tertua di nusantara. Temuan ini berupa gambar arca yang diperkirakan berusia puluhan ribu tahun.

Temuan ini merupakan hasil penelitian kerjasama bidang arkeologi antara Indonesia dan Australia, yang dilaporkan pada tahun 2018. Tim terdiri dari Peneliti Arkeologi Nasional, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Griffith Australia.

Bacaan Lainnya

“Peradaban tertua Indonesia yang ditemukan di Kutai Timur ini adalah menjadi berita penting untuk dunia arkeologi, dan kita sebagai bangsa patut berbangga karena diwarisi peradaban tertua di dunia,” kata I Made Geria, Kepala Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, dikutip dari laman Arkenas Kemdikbud.

Diketahui, temuan gambar tertua di Sangkulirang ini merupakan yang kedua setelah temuan gambar cadas di gua-gua Maros, Sulawesi yang yang dirilis pada tahun 2016 dengan hasil pertanggalan sekitar 39.000 tahun sebelum masehi.

Lebih lanjut, I Made Geria, menjelaskan bahwa penemuan karya budaya manusia di Sangkulirang bisa menjadi kebanggaan bagi bangsa Indonesia.

Sebab, diketahui bahwa gambar kuno ini berusia 40.000 tahun. Ia berharap hasil temuan dan analisa nantinya bisa dijadikan sumber inspirasi bagi generasi untuk melangkah lebih maju ke masa depan.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2018, Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P sekaligus, mengatakan bahwa temuan gambar di Kutai Timur merupakan maha karya nenek moyang 40.000 tahun lalu di Kalimantan.

“Peninggalan dan jejak budaya luar biasa penting sebagai akar budaya bangsa,” katanya.

Menurutnya, Puslit Arkenas, ITB, dan Universitas Griffith pantas diberi penghargaan sebesar-besarnya atas kerja kerasnya, sehingga menghasilkan informasi pertanggalan tertua di dunia.

“Artinya, bahwa nenek moyang kita dahulu di Kalimantan telah berkarya yang dapat disetarakan dengan bangsa-bangsa lain di dunia, bahkan lebih tua yang diketahui selama ini,” imbuhnya.

Peneliti Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Adhi Agus, mengatakan bahwa penelitian yang dilakukan di Situs Sangkulirang telah menganalisa sampel kalsium karbonat yang dicuplik dari gambar banteng kuno.

Hasilnya, gambar tersebut memiliki penanggalan minimum sekitar 40.000 tahun, yang kemudian bisa diidentifikasi sebagai karya manusia atau seni figuratif tertua di muka bumi, yaitu dari Zaman es (ice age context) atau kala pleistosen akhir.

Sementara itu, peneliti dari Griffith University dari Australia, Maxime Aubert, mengatakan bahwa sampel yang dianalisis dari situs Jeriji Saleh di Sangkulirang meliputi sejumlah sampel.

Sampel pertama adalah beberapa gambar tangan yang menghasilkan penanggalan 37.200 tahun. Kemudian sampel gambar banteng yang diperoleh dengan penanggalan sangat tua pada kisaran 40.000 tahun lalu.

“Jadi sejumlah penanggalan sudah dapat diketahui sebagai bukti penghunian manusia prasejarah di Kalimantan,” ucap Aubert.

Aubert menuturkan, pengujian penanggalan tersebut dilakukan dengan menggunakan sampel kalsium karbonat yang dikumpulkan dari setiap situs dan diteliti dengan menggunakan metode uranium series.

“Pengambilan sampel dan penyajian data pertanggalan terhadap gambar prasejarah Sangkulirang melalui proses yang akurat yang hasilnya dapat dipercaya,” tegasnya.

Menurut tim penelitian, penemuan ini tidak hanya penting bagi ilmu pengetahuan, tetapi juga bagi sejarah kebudayaan Indonesia.

Hal ini menjadi kebanggaan bagi bangsa Indonesia dan tentu saja perlu dibagikan kepada dunia bahwa Indonesia memiliki peninggalan berupa artefak gambar cadas tertua di dunia. (*)

Pos terkait