RITMEKALTIM – Keberangkatan haji tahun 2025 menjadi momen penting bagi calon jamaah haji asal Kalimantan Timur (Kaltim). Dalam hal ini, fasilitas Embarkasi Haji Balikpapan menjadi sorotan utama, mengingat tempat ini berfungsi sebagai titik terakhir bagi jamaah untuk mempersiapkan diri sebelum berangkat ke Tanah Suci.
Darlis Pattalongi, Sekretaris Komisi IV DPRD Kaltim, mengingatkan bahwa kualitas fasilitas di embarkasi harus benar-benar diperhatikan. Sebab, tempat ini seharusnya memberikan kenyamanan dan ketenangan bagi jamaah, bukan justru menambah beban mereka menjelang perjalanan ibadah yang sangat penting.
“Embarkasi bukan hanya tempat transit. Ini adalah ruang bagi para jamaah untuk menenangkan diri dan mempersiapkan fisik serta mental mereka sebelum menuju Tanah Suci. Jika fasilitasnya tidak nyaman, bagaimana mereka bisa merasa siap?” ungkap Darlis, Jum’at (2/5/2025).
Dengan total 2.586 jamaah yang akan diberangkatkan dari Kaltim pada tahun ini, Darlis melihat bahwa masalah fasilitas embarkasi harus menjadi prioritas. Dia menilai meskipun aspek administrasi dan kesehatan sudah dipenuhi, kenyamanan fisik di tempat transit harus diperhatikan dengan serius.
Menurut Darlis, fasilitas dasar seperti tempat tidur yang nyaman, ruang istirahat yang cukup, serta toilet dan ruang makan yang layak adalah hal-hal yang tak boleh diabaikan.
“Jemaah kita sebagian besar adalah orang lanjut usia yang membutuhkan kenyamanan ekstra. Jangan sampai masalah fasilitas justru menjadi masalah baru di embarkasi,” tambahnya.
Darlis juga mengingatkan Pemerintah Provinsi Kaltim untuk aktif melakukan pengecekan terhadap fasilitas di Embarkasi Balikpapan. Dia mengingatkan, jika fasilitas tersebut tidak segera diperbaiki, hal itu dapat mempengaruhi pengalaman jamaah haji, yang seharusnya dapat berangkat dengan tenang dan siap secara fisik serta mental.
“Kita tidak hanya bicara tentang kelengkapan administrasi atau kesehatan. Yang paling penting adalah pengalaman jemaah saat mereka berada di embarkasi. Jangan sampai ada yang merasa tertekan atau bahkan jatuh sakit hanya karena tempat transit yang tidak layak,” ujarnya.
Lebih jauh lagi, Darlis menegaskan bahwa pelayanan kepada jamaah haji adalah bagian dari tanggung jawab moral yang sangat besar. Sebagai tamu Allah yang hendak menunaikan ibadah haji, jemaah seharusnya diperlakukan dengan penuh hormat, bukan hanya dilihat dari sisi teknis administrasi.
“Ini bukan sekadar soal kepatuhan terhadap prosedur. Ini soal bagaimana kita menghormati dan memastikan kenyamanan mereka sebelum memulai ibadah besar ini. Jangan sampai mereka berangkat dengan tubuh lelah atau perasaan tertekan hanya karena fasilitas yang tidak memadai,” tutupnya. *Raf (ADV DPRD KALTIM