Krisis Moral Generasi Muda, DPRD Kaltim Desak Pembenahan Kurikulum Pendidikan

Sekretaris Komisi IV DPRD Kaltim, Darlis Pattalongi.(Dok.RITMEKALTIM/DFA).
Sekretaris Komisi IV DPRD Kaltim, Darlis Pattalongi.(Dok.RITMEKALTIM/DFA).

RITMEKALTIM – Maraknya kasus penyimpangan perilaku di kalangan remaja memicu keprihatinan mendalam di lingkungan legislatif Kalimantan Timur (Kaltim). Sekretaris Komisi IV DPRD Kaltim, Darlis Pattalongi, menilai bahwa degradasi moral yang terjadi saat ini merupakan indikator bahwa sistem pendidikan nasional perlu dievaluasi secara serius dan menyeluruh.

Pernyataan ini merespons fenomena yang baru-baru ini viral secara nasional, yaitu keberadaan grup media sosial yang memuat konten menyimpang bertajuk “Fantasi Sedarah.”

Bacaan Lainnya

Darlis menegaskan bahwa kasus tersebut bukan hanya persoalan penyalahgunaan teknologi, melainkan mencerminkan krisis nilai yang kian mengakar pada generasi muda.

“Persoalan ini bukan sekadar soal platform digital, tapi lebih dalam: ini adalah tanda bahwa pendidikan kita terlalu berorientasi pada capaian akademik, dan mengabaikan pembentukan karakter serta etika,” ujarnya, Kamis (29/5/2025).

Menurut Darlis, kepintaran tanpa karakter adalah hal yang kosong. Ia menyoroti bahwa selama ini banyak institusi pendidikan terlalu menekankan pada pencapaian nilai, tanpa memberi ruang yang cukup bagi penguatan nilai moral, adab, dan tanggung jawab sosial.

“Tidak ada artinya prestasi tinggi kalau tidak dibarengi dengan adab. Ini justru bisa menjadi bahaya ketika kemampuan intelektual tidak diimbangi dengan akhlak yang baik,” katanya.

Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa kemajuan teknologi tidak bisa dibendung. Namun, yang perlu dilakukan adalah menyelaraskan sistem pendidikan agar mampu mempersiapkan peserta didik menghadapi era digital dengan kecerdasan emosional dan etika yang kuat.

“Kita tidak bisa menghentikan laju teknologi, tetapi kita bisa mengarahkan pendidikan agar tidak tergerus oleh arus itu. Pendidikan kita harus adaptif, dan itu artinya arah kurikulum pun harus dirombak,” seru Darlis.

Ia menilai reformasi kurikulum tidak bisa ditunda. Orientasi sistem pendidikan perlu bergeser dari semata-mata pencapaian intelektual menuju pembentukan karakter yang utuh dan tangguh. Tanpa itu, lanjutnya, generasi masa depan berisiko kehilangan arah dalam menghadapi derasnya perubahan zaman.

“Kita harus punya keberanian untuk mengubah arah kebijakan pendidikan. Kalau tidak, generasi kita akan terseret dalam gelombang disorientasi moral dan kehilangan jati diri,” pungkasnya. *DFA (ADV DPRD KALTIM)

Pos terkait