BALIKPAPAN – Industri ekonomi kreatif di Bontang kini memasuki fase baru yang menjanjikan. Dikenal sebagai sektor yang mengedepankan kreativitas, keterampilan, dan bakat individu, ekonomi kreatif bertujuan untuk menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan mendukung pertumbuhan ekonomi.
Sebagai langkah konkret untuk memajukan industri ini, Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif (Dispoparekraf) Bontang mengadakan Bimbingan Teknis Wirausaha Baru (WUB). Pelatihan ini berfokus pada Fotografi, Videografi, dan Konten Kreator, berlangsung dari 1 hingga 4 Oktober 2024 di Hotel Golden Tulip Balikpapan.
Kegiatan ini diikuti 44 peserta, terdiri dari para pelaku industri fotografi dan videografi pernikahan, serta konten kreator yang ingin mengasah keterampilan mereka. Acara dibuka resmi Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Dispoparekraf Bontang, Doddy Rosdian, yang berharap pelatihan ini dapat meningkatkan keterampilan dan memicu inovasi di kalangan peserta.
“Kami ingin para peserta termotivasi untuk menjadi wirausaha baru yang siap bersaing di sub sektor fotografi dan videografi,” ujar Doddy.
Inovasi Digital di Tangan Konten Kreator
Salah satu peserta, Rachman, yang merupakan pelaku usaha di bidang fotografi, membagikan pengalamannya. Ia mengungkapkan, “Ilmu yang kami dapatkan sangat bermanfaat, terutama di era digital ini. Sebagai konten kreator, kami didorong untuk lebih kreatif dalam menghasilkan video.”
Rachman menambahkan bahwa kini, tidak hanya kamera profesional yang bisa menghasilkan karya luar biasa. Ponsel pun dapat menjadi alat yang sangat efektif. Dengan aplikasi seperti CapCut, konten video yang awalnya biasa dapat diubah menjadi karya yang memukau.
“Ponsel sekarang memiliki kemampuan setara dengan kamera DSLR atau mirrorless, jika kita tahu cara memanfaatkannya dengan baik,” tegasnya.
Wali Kota Bontang, Basri Rase, juga menunjukkan dukungan penuhnya terhadap pelatihan ini. Ia menekankan bahwa pelatihan ini adalah langkah strategis untuk memperkuat ekonomi kreatif dan pariwisata.
“Dengan melibatkan sub sektor fotografi, videografi, dan konten kreator, Kota Bontang akan dikenal lebih luas, baik di tingkat nasional maupun internasional,” jelas Basri.
Ia menambahkan promosi pariwisata kini sangat bergantung pada visualisasi yang menarik di media sosial, seperti Instagram dan TikTok. Konten kreator di Bontang memiliki potensi besar untuk menjadi ujung tombak promosi pariwisata melalui gambar dan video yang memikat.
Dengan semangat dan komitmen yang tinggi, Bontang bertekad untuk terus mengembangkan ekonomi kreatifnya. Pelatihan ini adalah langkah penting dalam mewujudkan visi tersebut.
“Mari kita dukung dan ikuti perkembangan positif ini agar Bontang semakin bersinar di pentas ekonomi kreatif dan pariwisata. Dengan pelatihan seperti ini, para peserta diharapkan dapat menginspirasi lebih banyak orang dan berkontribusi secara signifikan terhadap kemajuan kota tercinta kita,” harap Basri Rase. (*/red)