RITMEEKALTIM — Stadion Palaran merupakan salah satu aset yang dimiliki Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) yang tak terurus.
Padahal, butuh dua tahun pembangunan stadion itu sebelum digunakan untuk pembukaan dan penutupan Pekan Olahraga Nasional (PON) XVII pada 2008 lalu.
Uang yang digelontorkan jangan ditanya. Untuk membangun Stadion Palaran, digelontorkan dana APBD sebesar Rp 800 miliar. Cukup fantastis.
Namun kini, stadion yang pernah jadi markas Persiba Balikpapan dan Persisam Samarinda itu sangat tidak terawat.
Hal ini memunculkan banyak keprihatinan dari berbagai pihak. Salah satunya dari Anggota DPRD Kaltim, Agiel Suwarno.
Legislator PDI Perjuangan itu mengatakan Pemerintah Provinsi tak memikirkan fungsi Stadion Palaran setelah PON 2008 berakhir.
“Dulu itu kan Stadion Palaran disiapkan untuk menghadapi PON kan, karena kita tuan rumah, gitu. Anggarannya banyak sekali tuh, apalagi lahannya luas,” tutur Agiel, Kamis (2/11/2023).
Saat dicecar terkait prediksi Pemprov Kaltim mengenai pemanfaatan jangka panjang stadion itu, dirinya mengaku tak mengetahui secara pasti.
Namun, setahunya, selain Pemprov kurang memikirkan keberlanjutannya, stadion terbesar kedua di Indonesia itu memang dipersiapkan untuk PON dan tempat aktivitas para pecinta olahraga.
“Ya memang mungkin pada saat itu, saya tidak tahu konsep yang ke belakangnya bagaimana, tetapi pada saat itu memang dipersiapkan untuk menghadapi PON,” terang Agiel.
“Namun dalam perjalanannya, ternyata kan setelah PON setop sama sekali kegiatan di sana. Nah itu yang tidak dipikirkan,” sambungnya.
Ditambahkan Agiel, Stadion dengan arsitektur canggih yang digunakan dalam pekan olahraga itu, harus difungsikan secara kreatif.
“Mestinya itu bisa dijadikan basecamp kesebelasan sepak bola, atau dijadikan apa lah di sana. Sehingga walaupun tidak ada event yang besar seperti PON, ya tetap eksis kan. Ternyata kan tidak. Nah ini harus dipikirkan ke depan,” tuturnya.
Saat ditanyai soal adanya kesalahan Pemprov Kaltim mengenai ketidakmampuan memprediksi, Agiel bilang, “Oh ya. Memang terjadi kesalahan itu. Kan eventnya hanya sekali tuh, PON. Setelah itu kan langsung mangkrak. Itu yang tidak dipikirkan,” katanya.
Lebih jauh, Anggota Komisi II DPRD Kaltim itu juga prihatin dengan anggaran fantastis yang digelontorkan dalam pembangunan tersebut. “Sayang kan, aset yang nilainya luar biasa besar itu jadi mangkrak,” tandasnya. (adv)