RITMEEKALTIM — Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Jaya Mualimin mengingatkan warga agar waspada terhadap penyakit leptospirosis yang timbul akibat kuman leptospira interrogans dari kencing tikus. Meski saat ini pihaknya tengah menangani kasus tersebut.
Dirinya mengemukakan leptospirosis dapat menular melalui kontak dengan air atau tanah yang tercemar kencing tikus.
Gejalanya, terang dia, antara lain adalah demam, sakit kepala, nyeri otot, kuning, dan gangguan ginjal.
Saat ini Dinkes Kaltim telah melakukan pemeriksaan hewan dari beberapa sampel di daerah Kutai Barat dan Bontang.
Namun, belum ditemukan keterkaitan antara tikus yang positif dengan orang yang terkena penyakit pada dua daerah tersebut.
“Hingga saat ini hanya ada satu orang yang dilaporkan mengidap leptospirosis dari Kutai Barat dan sudah sembuh. Sementara itu, tidak ada pasien yang dirawat akibat leptospirosis di Bontang, namun di sana ditemukan tikus yang positif bisa menularkan leptospirosis,” papar Jaya Mualimin, dikutip dari Antara, Kamis (5/10).
“Kami masih menyelidiki apakah ada orang yang terkena saat mandi atau mengkonsumsi air yang tercemar kencing tikus. Kami juga masih menunggu hasil pemeriksaan tikus di Kabupaten Mahakam Ulu, karena ada laporan ada pasien leptospirosis dari sana,” terangnya.
Untuk mencegah penyebaran penyakit ini, Jaya mengimbau masyarakat agar tetap menjaga kebersihan lingkungan dan menghindari kontak dengan air atau tanah yang tercemar kencing tikus.
Ia juga menyarankan untuk merebus air sebelum diminum atau digunakan untuk mandi.
“Kami juga akan bekerja sama dengan dinas terkait untuk memberantas tikus yang ada, terutama tikus di perkampungan. Kami sudah berkoordinasi ke Dinas Pertanian dan Dinas Lingkungan Hidup untuk membantu menangkap dan memeriksa tikus,” jelasnya.
Jaya pun menambahkan, apabila ditemukan warta yang mengalami gejala leptospirosis, segera periksakan diri ke puskesmas atau rumah sakit terdekat agar segera mendapatkan penanganan medis.
“Jangan anggap sepele penyakit ini, karena bisa berakibat fatal jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat,” tandas Jaya. (*)