RITMEKALTIM – Ketua DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Hasanuddin Mas’ud, menegaskan pentingnya keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian lingkungan hidup.
Menurutnya, arah pembangunan daerah tak seharusnya hanya berorientasi pada percepatan fisik dan ekonomi jangka pendek, tetapi juga wajib mempertimbangkan keberlanjutan lingkungan sebagai fondasi kesejahteraan masyarakat.
Hasanuddin menyayangkan masih adanya proyek pembangunan di Kaltim yang dinilai mengabaikan aspek ekologis. Ia menilai, jika pembangunan terus dilakukan tanpa perhitungan dampak lingkungan yang matang, maka kerusakan alam akan menjadi warisan bagi generasi mendatang.
“Seringkali kita terlalu berfokus pada hasil instan dan mengesampingkan konsekuensi jangka panjang terhadap alam. Padahal, kalau lingkungan rusak, masyarakat yang akan menanggung akibatnya,” ujarnya, Jum’at (9/5/2025).
Ia menekankan bahwa pembangunan ideal adalah yang mampu menjawab kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan hak generasi masa depan. Untuk itu, setiap proyek infrastruktur menurutnya harus selaras dengan daya dukung lingkungan, serta dilaksanakan dengan prinsip tanggung jawab dan keberlanjutan.
Hasanuddin, yang akrab disapa Hamas, juga menyoroti pentingnya implementasi analisis dampak lingkungan (AMDAL) secara ketat dalam setiap proses perencanaan dan perizinan proyek. AMDAL tidak boleh dipandang sebagai dokumen administratif semata, tetapi sebagai instrumen pengendali yang harus memastikan bahwa pembangunan tidak merusak keseimbangan sosial dan ekologis.
“AMDAL itu bukan formalitas. Itu adalah instrumen perlindungan. Jika diterapkan dengan benar, pembangunan tidak akan menimbulkan kerugian besar bagi lingkungan maupun masyarakat sekitar,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia mendorong pemerintah daerah untuk memperkuat sistem pengawasan terhadap proyek-proyek pembangunan, termasuk yang dilakukan oleh sektor swasta dan investor.
Hamas berharap, seluruh pemangku kepentingan dapat menunjukkan komitmen nyata terhadap prinsip pembangunan berkelanjutan, demi menciptakan masa depan yang lebih sehat dan seimbang bagi Kalimantan Timur.
“Pembangunan yang mengabaikan lingkungan bukanlah kemajuan, melainkan kemunduran yang tertunda,” pungkasnya. *DFA (ADV DPRD KALTIM)