RITMEKALTIM – Anggota DPRD Kalimantan Timur, Sarkowi V Zahry, menyoroti kebijakan penutupan sementara sebuah jembatan di wilayah Kaltim yang dinilai sebagai langkah antisipatif demi keselamatan publik.
Penutupan ini dilakukan setelah adanya kekhawatiran akan potensi kecelakaan, mengingat insiden tabrakan yang sudah berulang kali terjadi di lokasi tersebut.
“Penutupan jembatan ini sebenarnya sudah dibahas di Komisi II. Langkah ini dilakukan sebagai upaya antisipasi agar tidak memakan korban. Jembatan perlu diamankan terlebih dahulu, sambil dilakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap kondisinya,” ujar Sarkowi, Rabu (29/4/2025).
Ia menekankan bahwa semua pihak terkait, termasuk organisasi perangkat daerah (OPD) dan instansi teknis lainnya, harus proaktif melakukan pemeriksaan dan kajian mendalam. Menurutnya, tidak masuk akal jika kejadian yang berulang kali terjadi ini tidak menghasilkan solusi konkret.
“Saya melihat dari sudut pandang sederhana saja. Insiden tabrakan yang terus terjadi seharusnya bisa menjadi pelajaran. Jika tidak ada evaluasi dan perbaikan dari kejadian sebelumnya, artinya ada yang salah dalam sistem penanganan,” tegasnya.
Sarkowi juga mengkritik sikap beberapa pihak yang cenderung menormalisasi kerusakan akibat tabrakan dengan anggapan bahwa jembatan bisa selalu diperbaiki. Ia menegaskan pentingnya penerapan langkah mitigasi risiko jangka panjang, bukan sekadar perbaikan pascakejadian.
“Sekarang ini bukan saatnya lagi berpikir bahwa setiap kali ditabrak, tinggal diperbaiki. Yang paling penting adalah langkah mitigasinya. Semua pihak, mulai dari OPD yang bertanggung jawab atas infrastruktur hingga KSOP, harus duduk bersama untuk merumuskan strategi pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang,” pungkasnya. *Raf (ADV DPRD KALTIM)