SAMARINDA – Komisi IV DPRD Samarinda memberikan perhatian khusus terhadap tingginya angka pengangguran di kota ini, terutama yang disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan masyarakat. Banyak warga yang putus sekolah dan tidak memiliki ijazah, sehingga kesulitan mendapatkan pekerjaan yang layak.
Anggota Komisi IV, Anhar, menyampaikan bahwa sertifikasi kompetensi dapat menjadi solusi alternatif bagi mereka yang tidak memiliki ijazah formal. Sertifikat ini dapat diperoleh melalui berbagai pelatihan yang diselenggarakan oleh Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) maupun Lembaga Pelatihan Kerja (LPK).
Namun, Anhar menekankan bahwa pelatihan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan nyata di lapangan. Untuk itu, BPVP Samarinda dan Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) perlu memahami dengan jelas struktur ekonomi lokal sebagai dasar penyusunan program pelatihan.
“Harus dianalisis terlebih dahulu, fondasi ekonomi Samarinda itu seperti apa. Apabila dominan di sektor industri, maka pelatihan pun harus mengarah ke sana. Jangan sampai pelatihannya tidak relevan dengan kebutuhan tenaga kerja,” kata Anhar.
Beliau mencontohkan, jika sektor-sektor seperti industri kayu lapis, perkapalan, manufaktur, pertanian, perumahan, hingga galangan kapal menjadi penopang utama perekonomian Samarinda, maka pelatihan pun harus fokus ke arah itu agar tenaga kerja siap pakai.
Agar perencanaan lebih akurat, Anhar menekankan pentingnya data yang konkret dan terperinci. Pemerintah harus memiliki peta ekonomi yang jelas, termasuk persentase kontribusi setiap sektor, jumlah warga usia produktif yang putus sekolah, serta berapa banyak yang menganggur karena tidak memiliki keterampilan.
“Kita memerlukan data yang benar-benar dapat dianalisis dan dijadikan dasar kebijakan. Berapa banyak yang tidak bersekolah? Berapa yang menganggur karena minim keahlian? Berapa perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja terampil? Dari situ kita dapat membuat kebijakan yang tepat sasaran,” tegasnya.
Dengan data yang valid dan program pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan sektor dominan di Samarinda, Anhar optimistis angka pengangguran dapat dikurangi, dan masyarakat yang selama ini terpinggirkan dapat memiliki peluang hidup yang lebih baik.(adv)