Rencana Kereta Api Kaltim Tuai Kritik: DPRD Samarinda Ingatkan Prioritas dan Efisiensi Anggaran

Ketua Komisi II DPRD Samarinda, Iswandi

SAMARINDA – Wacana pembangunan jalur kereta api di Kalimantan Timur kembali menjadi perbincangan hangat setelah diungkapkan oleh Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji, dalam pertemuannya dengan calon investor dari Provinsi Anhui, Tiongkok. Gagasan ini sontak menarik perhatian publik dan menuai beragam respons, termasuk dari kalangan legislatif Samarinda.


Ketua Komisi II DPRD Samarinda, Iswandi, menanggapi wacana tersebut dengan sikap yang kritis. Beliau meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) dan Pemerintah Kota (Pemkot) untuk tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan, mengingat proyek ini akan memerlukan anggaran yang sangat besar.

Bacaan Lainnya


“Sebelum melangkah lebih jauh, sebaiknya dilakukan kajian yang mendalam terlebih dahulu. Harus dipastikan apakah kebutuhan akan transportasi kereta api ini sudah sangat mendesak atau belum,” ujarnya.


Menurut Iswandi, pembangunan yang tidak didasarkan pada urgensi berisiko menjadi proyek yang sia-sia. Beliau menekankan bahwa anggaran daerah harus digunakan secara bijak dan tepat sasaran, terutama untuk hal-hal yang secara langsung berkaitan dengan kebutuhan masyarakat.


“Jangan sampai anggaran habis untuk proyek besar yang tidak berdampak langsung pada rakyat. Kita harus berhati-hati agar uang negara tidak terbuang percuma,” tegasnya.


Beliau juga menyoroti masih banyaknya kebutuhan dasar masyarakat yang belum terpenuhi. Menurutnya, alokasi dana yang besar seharusnya diprioritaskan pada sektor-sektor esensial seperti pendidikan dan kesehatan yang manfaatnya dapat dirasakan secara langsung.


“Saya kira prioritas kita masih pada layanan dasar. Jangan sampai ada lagi warga yang tidak dapat mengakses pendidikan yang layak atau berobat karena keterbatasan biaya. Itu yang seharusnya menjadi perhatian utama,” tambah Iswandi.


Dengan kondisi keuangan daerah yang terbatas, beliau mengingatkan bahwa setiap kebijakan pembangunan harus mengedepankan prinsip efisiensi dan manfaat maksimal bagi masyarakat.
Iswandi juga berharap agar semua pihak tidak terjebak dalam euforia proyek-proyek besar tanpa memperhitungkan keberlanjutan dan beban jangka panjangnya.


“Kereta api memang terdengar menarik. Namun, jika pada akhirnya hanya menjadi simbol atau infrastruktur yang tidak selesai, untuk apa? Lebih baik kita perkuat dulu fondasi pelayanan publik,” pungkasnya.


Rencana pembangunan kereta api Kaltim memang menawarkan potensi kemajuan. Akan tetapi, tanpa perencanaan yang matang dan pendekatan yang bijak, proyek ini dikhawatirkan hanya akan menjadi beban baru bagi daerah.(adv)

Pos terkait