Sambut 2026 Tanpa Tambang, DPRD Dorong Samarinda Prioritaskan Sektor Niaga dan Layanan

Ketua Komisi II DPRD Samarinda, Iswandi

SAMARINDA – Pemerintah Kota Samarinda sedang mempersiapkan diri untuk memasuki era baru dalam hal arah pembangunan. Melalui Peraturan Daerah (Perda) Nomor 7 Tahun 2023 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 2023–2042, Wali Kota Andi Harun menetapkan target yang ambisius: menjadikan Samarinda sebagai kota bebas dari aktivitas pertambangan mulai tahun 2026.


Langkah strategis ini menandakan upaya sungguh-sungguh Pemkot dalam mengurangi ketergantungan pada sektor pertambangan, yang selama ini menjadi penopang utama perekonomian daerah. Namun, keputusan tersebut juga memunculkan pertanyaan penting: sektor mana yang akan menjadi penggerak utama ekonomi Samarinda di masa depan?

Bacaan Lainnya


Menanggapi hal ini, Ketua Komisi II DPRD Samarinda, Iswandi, menegaskan bahwa Samarinda telah memiliki fondasi yang kokoh sebagai pusat niaga dan layanan. Menurutnya, posisi geografis kota yang berada di jalur strategis Kalimantan Timur menjadikan Samarinda sangat berpotensi untuk memperkuat kedua sektor tersebut.


“Sejak dahulu, Samarinda ini dikenal sebagai kota jasa dan perdagangan. Lokasinya sangat strategis dibandingkan daerah lain di Kalimantan Timur,” jelas Iswandi.


Beliau menilai, arah pembangunan kota sebaiknya tidak memaksakan diri ke sektor yang kurang sesuai dengan karakteristik wilayah. Salah satunya adalah sektor pertanian, yang menurutnya sulit dikembangkan secara optimal di Samarinda karena keterbatasan lahan.


“Kalau mau diarahkan menjadi kota pertanian, jelas tidak realistis. Lahan pertanian kita terbatas, hanya sekitar enam ribuan hektare. Justru sektor dagang dan jasa yang perlu dimaksimalkan,” tegasnya.


Menurut Iswandi, penguatan sektor niaga dan layanan tidak hanya masuk akal secara geografis, tetapi juga secara ekonomi. Samarinda memiliki jalur distribusi yang vital melalui Sungai Mahakam, yang menjadi urat nadi utama arus barang masuk dan keluar dari wilayah ini.


“Potensi Mahakam ini luar biasa. Barang dari dan ke berbagai daerah mayoritas melewati Samarinda. Itu modal kuat yang harus kita manfaatkan,” tambahnya.


Dengan arah pembangunan yang lebih terfokus dan realistis, Samarinda diyakini dapat tumbuh lebih berkelanjutan di masa depan tanpa harus bergantung pada sektor tambang yang bersifat ekstraktif dan tidak dapat diperbarui.(adv)

Pos terkait